KUBET – Saran Dokter Bagi yang Ingin Olahraga Malam di Bulan Puasa

Young beautiful athlete Caucasian woman running in public garage at night. Photo manipulation.

Olahraga malam hari (Foto: Getty Images/urbazon)

Jakarta

Pada bulan Ramadan, banyak yang memilih untuk menggeser waktu olahraganya dari pagi hari menjadi sore dan malam hari. Hal ini agar olahraga itu sendiri tidak mengganggu kegiatan ibadah puasa.

Reynaldi Elica (25) karyawan swasta di Jakarta Barat mengatakan dirinya memang menggeser jadwal olahraga menjadi lebih malam di bulan puasa. Baginya, berolahraga sebelum buka puasa terasa kurang efektif.

“Soalnya kalo olahraga sebelum buka, badan udah lowbat parah, haus banget, terus jadi nggak maksimal. Kalo abis buka, energi udah keisi lagi jadi lebih enak buat gerak,” kata Reynaldi kepada detikcom, Jumat (7/3/2025).

Reynaldi biasanya memilih olahraga ringan seperti workout yang tidak menguras banyak keringat. Namun, beberapa kali dirinya juga memilih olahraga intensitas tinggi seperti mini soccer.

“Sekitar habis tarawih, jam 20.00 atau 21.00 gitu. Bentar aja paling 60 menit, kalau lagi mood bisa lebih,” katanya.

Senada, Muhammad Fachri Putra Henri (24) karyawan swasta di Jakarta Selatan mengatakan saat olahraga malam di bulan puasa, dirinya tentu memerhatikan intensitas dan jenis latihannya.

“Biasanya olahraganya lari sih, cuman kalo lagi ada jadwal main bola ya bola atau kadang juga gym juga. Ya 2-3 jam sesudah berbuka sih,” katanya.

“Intensitasnya tergantung tubuh sih, kalo emang lagi fit merasa tidak ada yang mengganggu ya gaspol aja. Cuman kalo kek masih begah karena berbuka ya dikurangi intensitasnya,” sambungnya.

Untuk mengatasi masalah susah tidur setelah olahraga, Fachri memilih untuk mandi. Hal ini agar tubuhnya kembali segar dan rileks.

“Terus langsung tiduran biar cepat ngantuk, terus kan emang butuh recovery juga kan otot-ototnya,” kata Fachri.

Merespons hal ini, spesialis kedokteran olahraga Mayapada Hospital Tangerang dr Febianto Nurmansyach, SpKO mengatakan tren olahraga setelah berbuka puasa memang menjadi opsi yang paling banyak dipilih orang.

“Rekomendasinya itu biasanya kurang lebih tiga jam setelah berbuka ya. Jadi kalau di Indonesia, ya sekitar jam 9 malam,” kata dr Febianto saat berbincang dengan detikcom, Rabu (5/3/2025).

NEXT: Risiko gangguan tidur

dr Febianto menambahkan, olahraga di malam hari, terlebih setelah salat tarawih juga berisiko dapat mengganggu waktu tidur, sehingga intensitas latihan pun wajib diperhatikan.

“Intensitasnya harus ringan sampai sedang. Durasinya itu 60-90 menit. Intensitas ringan atau sedang itu kalau kita ukur dengan smartwatch yang bisa memantau denyut jantung itu sekitar 60 sampai 70 persen dari denyut jantung optimal,” katanya.

Menurut dr Febianto, alasan olahraga malam cukup banyak dilakukan masyarakat karena mereka sudah mendapatkan asupan nutrisi saat berbuka.

“Jadi itu tadi yang perlu diperhatikan, intensitas dan durasi latihannya, lalu ada timing. Timing-nya itu paling baik dilakukan tiga jam setelah berbuka. Karena kalau dekat waktu buka, makanan di dalam tubuh kita belum dicerna sempurna,” tambah dr Febianto.

“Nanti dikhawatirkan ada perasaan kembung karena makanan tersebut belum sepenuhnya diserap oleh tubuh,” tutupnya.

Tinggalkan komentar