KUBET – Awas Risiko Heatstroke! BMKG Beri Tips Hadapi Cuaca Panas Ekstrem

Cuaca di Jakarta siang tadi menyentuh angka 34-36 derajat Celcius. BMKG memprediksi kondisi fenomena panas terik masih dapat berlangsung dalam periode bulan Oktober.
Ilustrasi cuaca panas. (Foto: Ari Saputra)


Jakarta

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca panas ekstrem yang belakangan kembali dikeluhkan masyarakat berkaitan dengan masuknya Indonesia ke musim kemarau. Puncaknya diprediksi terjadi pada Juni, Juli, hingga Agustus 2025.

Suhu panas ekstrem disebut lebih banyak terjadi pada wilayah sekitar Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, dengan suhu maksimum di atas 37 derajat Celcius.

Masyarakat yang berada di wilayah selatan ekuator, khususnya Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan sebagian wilayah Sumatera, diimbau Guswanto perlu meningkatkan kewaspadaan. Wilayah-wilayah ini disebut memiliki karakteristik permukaan lebih cepat menyerap panas dan relatif lebih kering.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kondisi panas ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pertengahan Mei 2025, dan masyarakat juga perlu mewaspadai potensi suhu panas yang dapat kembali meningkat pada periode September hingga Oktober,” tutur Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, kepada detikcom, ditulis Sabtu (3/5/2025).

“Ketika posisi semu matahari kembali bergerak dari utara menuju selatan dan kembali melintasi wilayah ekuator. Wilayah selatan ekuator seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara berpotensi kembali mengalami kondisi serupa,” tandas dia.


ADVERTISEMENT

Guswanto berpesan sedikitnya ada empat hal yang perlu diperhatikan demi menghindari risiko heatstroke atau sengatan panas.

1. Pastikan Tetap Terhidrasi

Masyarakat dianjurkan untuk minum air putih cukup secara berkala, meskipun tidak merasa haus, guna mencegah dehidrasi.

2. Batasi Aktivitas

Membatasi aktivitas luar ruangan utamanya pada rentang waktu 11:00 hingga 15:00 WIB. Bila tetap perlu ke luar rumah, disarankan menggunakan topi, payung, maupun pakaian ringan.

“Menghindari paparan sinar matahari langsung pada siang hari dapat mengurangi risiko heatstroke,” beber Guswanto.

3. Pendingin Udara

Bila memungkinkan, sebaiknya menggunakan kipas atau pendingin udara di dalam ruangan untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Memilih tempat-tempat publik yang memiliki AC, untuk bisa membantu meredakan suhu ekstrem.

4. Kelompok Rentan

Kelompok anak-anak, lansia, dan mereka dengan kondisi kesehatan kronis rentan pada serangan panas. Artinya, perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga terhindar dari kemungkinan heatstroke maupun komplikasi kesehatan lainnya.

5. Pantau Cuaca

Memantau laporan dan prediksi cuaca harian sebelum bepergian ke luar rumah juga tak kalah penting. Akses informasi bisa didapat melalui kanal media sosial @infoBMKG maupun website resmi mereka https://www.bmkg.go.id, juga call center BMKG (196).


(naf/kna)

Tinggalkan komentar