
Jakarta –
Salah satu masalah yang banyak dialami para pelari maraton di musim panas adalah heat stroke. Suhu yang meningkat sangat tinggi ini dapat menyebabkan sistem saraf dan organ-organ tubuh terganggu.
Dikutip dari Mayo Clinic, gejala yang bisa muncul saat seseorang mengalami heat stroke adalah suhu tubuh yang melebihi 40 derajat celsius, kebingungan, bicara tidak jelas, koma, kulit terasa kering saat disentuh, mual dan muntah, kulit memerah, detak jantung meningkat, pernapasan cepat, hingga sakit kepala.
Lalu, bagaimana agar terhindar dari heat stroke saat mengikuti lomba lari?
Menjawab hal ini, spesialis kedokteran olahraga, dr Antonius Andi Kurniawan, SpKO memberikan beberapa tips agar tetap aman berlari meski dalam cuaca panas.
“Pertama, supaya nggak dehidrasi, kita harus punya strategi hidrasi yang bagus. Sebelum olahraga minum, saat olahraga tahu kapan harus minum. Minumnya sedikit-sedikit, jangan sampai haus dulu baru minum,” kata dr Andi saat ditemui di Siloam Hospital Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (15/5/2025).
ADVERTISEMENT
“Lalu kalau panas, pelari di situ mungkin ada air (water station) bisa diguyur untuk mendinginkan tubuh kita,” sambungnya.
Tips ketiga, lanjut dr Andi adalah melakukan aklimatisasi, yakni sejak jauh-jauh hari melakukan latihan atau persiapan dengan berlari di cuaca yang panas. Hal ini agar tubuh bisa beradaptasi dengan kondisi cuaca yang panas saat maraton.
Tak kalah pentingnya adalah melakukan recovery, menurut dr Andi, istirahat setelah berlari dalam jarak cukup jauh penting dilakukan. Ini untuk memulihkan energi, otot, dan jaringan tubuh, serta mengurangi risiko cedera.
“Habis maraton ya kita harus mengembalikan tubuh seperti semula, kita istirahat, kita recover, kita makan, kita minum. Istirahat yang cukup, terus besok bisa bekerja lagi,” tutupnya.
$(document).ready(function($){
var aevpH = $(".aevp").outerHeight(), headerH = $(".header").outerHeight(), offsetH = aevpH - headerH; $(window).on('scroll', function(){
// before show var scroll = $(window).scrollTop(); if (scroll >= $('.aevp').offset().top + offsetH){ $('.pip-vid__trigger').addClass('flow'); } else { $('.pip-vid__trigger').removeClass('flow'); }
// after show if (scroll >= $('.aevp').offset().top + offsetH) { $(".pip-vid").addClass("abs"); } });
// IS IN VIEWPORT DETECT ELEMENT $.fn.isInViewport = function() { var elementTop = $(this).offset().top; var elementBottom = elementTop + $(this).outerHeight();
var viewportTop = $(window).scrollTop(); var viewportBottom = viewportTop + $(window).height();
return elementBottom > viewportTop && elementTop < viewportBottom;
}
// FLOAT VIDEO Transistion FOR BREAKING NEWS
$.fn.floater = function( options ) {
this.addClass("flow-in");
var block = $(this);
$("#video-pip__close").click(function(e) {
e.preventDefault();
flowOut();
block.removeClass("flow-in");
});
function flowOut() {
$(".flow-in").removeClass("flowed");
}
function flowIn() {
$(".flow-in").addClass("flowed");
}
return $(window).scroll( function() {
if($(".pip-vid__trigger").isInViewport()){
flowOut();
}
else {
flowIn();
}
});
}
// Initialize piper
function pip_video() {
$(".pip-vid").floater();
}
if(true){
pip_video();
}
});
(dpy/up)